Senin, 19 September 2011

anatomi dan fisiologi neurobehavior I


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan sangat khusus dan kompleks. System saraf ini mengkoordinasikan , mengatur , dan mengendalikan interaksi antara seseorang individu dengan lingkungan sekitarnya. System tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar system tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai system. Fenomena mengenai kesadaran , daya piker ,daya ingat , bahasa , sensasi dan gerakan semuanya berasal dari system ini. Oleh karena itu , kemampuan untuk memahami , belajar , dan berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi system saraf , yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang.
System saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan sel Schwann). Kedua jenis sel tersebut sangat erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga sama-sama berfungsi sebagai satu unit.

1.2 RUMUSAN MASALAH
a)      Bagaimana embriologi pembentukan system persarafan ?
b)      Bagaimana anatomi dan fisiologi sel-sel saraf ?
c)      Apa itu system saraf pusat dan system saraf perifer ?
d)     Bagaimana anatomi dan fisiologi serebrum ?
e)      Bagaimana anatomi dan fisiologi serebelum ?

1.3 TUJUAN
a)      Mengetahui embriologi pembentukan system persarafan
b)      Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi sel-sel saraf
c)      Mengetahui apa itu system saraf pusat dan saraf perifer
d)     Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi serebrum
e)      Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi serebelum


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Embriologi Pembentukan Sistem Saraf
Secara embriologis diawali oleh penebalan ectoderm pada garis middorsal. Penebalan ini disebut neural palate , tumbuh membentuk lekukan saraf (neural groove) dan penonjolan saraf (neural crest) , selanjutnya menjadi neural tube. Ujung rostral neural tube membentuk tiga pembesaran berupa vesikel yang kemudian disebut prosensefalon atau forebrain , mensensefalon atau midbrain dan rombensefalon atau hindbrain. Pada perbatasan telensefalon dan disensefalon terdapat sepasang evaginasi yang akan membentuk retina dan nervus optikus.
Dinding lateral telensefalon tumbuh sangat cepat dan membentuk sepasang hemisfer serebri yang dibatasi oleh fisura longitudinalis. Sel saraf dan serabut saraf pusat (neuron) terdiri atau sebuah badan sel yang disebut perikarion berisi nucleus. Dalam sitoplasma perikarion terdapat badan-badan yang disebut substansia nissel.
Dari perikarion keluar prosesus-prosesus (tonjolan) yang berfungsi menghantarkan rangsangan disebut dendrite , jumlahnya lebih banyak. Prosesus yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut akson , umumnya jumlah akson hanya satu. Pada permulaan, akson lebih besar daripada permukaan perifer disebut bukit akson. Bagian perifer bukit akson diselubungi oleh simpai myelin. Simpai myelin yang berlekuk-lekuk disebut nodus ranvier yang terletak didalam saraf perifer.
Akson dan dendrite tergabung dalam berkas-berkas jaringan ikat disebut endoneurium. Berkas ini tergabung menjadi berkas yang lebih besar disebut epineurium. Apabila sebuah akson terputus maka bagian yang terputus hubungan dengan korion akan mengalami degenerasi. Akson dan sampai myelinnya juga akan berdegenerasi.
Diluar susunan saraf terdapat selubung kedua diluar selubung myelin yang terdiri atas sel-sel Schwann. Sel-sel Schwann ini akan berproliferasi membentuk kolom-kolom dari ujung sentral akson tumbuh masuk dalam kolom-kolom ini tersebut

           
2.2 Anatomi dan Fisiologi Sel-sel saraf
            System persarafan terdiri atas sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia dan sel Schwann). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
NEURON
            Susunan saraf pusat manusia terdiri atas sekitar 100miliar neuron. Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomi dan fungsional system persarafan.
Struktur Neuron :
Neuron – neuron dapat mempunyai berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda, salah satunya adalah tipe neuron multipolar yang merupakan jenis yang paling banyak terdapat didalam system saraf pusat.
BADAN SEL
            Secara relative badan sel lebih besar dan mengelilingi nucleus yang didalamnya terdapat nucleolus. Di sekelilingnya terdapat perikarion yang berisi neurofilamen yang berkelompok yang disebut neurofibril. Diluarnya terhubungkan dengan denrit dan akson yang memberikan dukungan terhadap proses –proses fisiologis.
DENDRIT
            Denrit adalah tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel. Merupakan bagian yang menjulur keluar dari badan sel dan menjalar ke segala arah. Khususnya di korteks serebri dan serebellum,denrit mempunyai tonjolan – tonjolan kecil bulat,yang disebut tonjolan dendrite. Neuron tertentu juga mempunyai akson fibrosa yang panjang yang berasal dari daerah yang agak tebal di badan sel,yaitu akson hilok (bukit akson).
AKSON
            Tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi keluar dari badan sel disebut akson.
            Dendrit dan akson,secara kolektif sering disebut sebagai serabut saraf atau tonjolan saraf. Kemampuan untuk menerima,menyampaikan,dan meneruskan pesan – pesan neural disebabkan sifat khusus membrane sel neuron yang mudah dirangsang dan dapat menghantarkan pesan elektrokimia.
KLASIFIKASI STRUKTUR NEURON
            Klasifikasi struktur neiuron berdasarkan pada hubungan antara dendrit,badan sel , dan akson mencakup :
a)      Neuron tanpa akson
Secara struktur lebih kecil dan tidak mempunyai akson. Neuron ini berlokasi di otak dan berapa organ perasa khusus.
b)      Neuron bipolar
Ukuran dari neuron bipolar lebih kecil didandingkan dengan neuron unipolar dan multipolar. Neuron bipolar sangat jaranh ada, tetapi mereka ada di dalam organ perasa khusus, neuron ini menyiarkan ulang informasi tentang pengelihatan, penciuman , dan pendengaran dari sel – sel yang peka terhadap rangsang ke neuron – neuron lainnya.
c)      Neuron unipolar
Di dalam suatu neuron unipolar,dendrite dan akson melakukan proses secara berlanjut. Dalam suatu neuron,segmen awal dari cabang dendrite membawa aksi potensial dan neuron ini memiliki akson. Beberapa neuron sensorik dari saraf tepi merupakan neuron unipolar dan sinaps neuron berakhirdi system saraf pusat (SSP).
d)     Neuron multipolar
Neuron multipolar lebih banyak memiliki dendrite dan dengam satu akson. Neuron ini merupakan tipe neuron yang sebagian besar berada di SSP. Contoh tipe neuron ini adalah seluruh neuron motorik yang mengendalikan otot rangka.

KLASIFIKASI FUNGSIONAL
            Neuron-neuron juga dikategorikan berdasarkan kelompok fungsionalnya meliputi :
a.       Neuron sensorik
Neuron sensorik berasal dari divisi aferen dari system saraf tepi (SST). Neuron ini membawa informasi dari reseptor pesan sensorik untuk dibawa ke system saraf pusat.
Reseptor sensorik yang lebih spesifik meliputi :
-          Eksteroseptor , menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan luar dan informasi yang didapat dari sentuhan, suhu , sensasi tekanan dan informasi yang didapat dari indera seperti penglihatan, penciuman, pendengaran dan peraba.
-          Proprioseptor , memonitor keadaan posisi dan pergerakan otot rangka dan sendi
-          Interoseptor , memonitor kondisi system pencernaan, pernafasan , kardiovaskular , perkemihan , reproduksi serta beberapa sensasi perasa dan rasa nyeri.
b.      Neuron motorik
Neuron motorik atau neuron eferen membawa instruksi-instruksi dari SSP menuju efektor perifer. Neuron ini akan menstimulasi atau memodifikasi aktivitas dari jaringan-jaringan perifer , organ atau system organ. Tubuh manusia memiliki sekitar 500.000 neuron motorik.
c.       Interneuron
Interneuron atau neuron asosiasi berada di antara neuron sensorik dan motorik. Interneuron terdapat diseluruh otak dan batang otak.
NEUROGLIA
            Adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP sedangkan sel Schwann menjalankan fungsi tersebut pada SST. Ada 4 sel neuroglia :
a.       Mikroglia
b.      Ependimal
c.       Astroglia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar